PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH


Bagian Pertama
PEDOMAN PENULISAN
KARYA ILMIAH
Program S-1 Pemerintahan Integratif (PIN)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
Homepage: www.pin.or.id, Email: pin@pin.or.id
BAB I
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki
format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah.
Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi
pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam
format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya
ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain
sebagainya.
A. Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2. Jenis kertas: HVS 80 gram.
3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan)
dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.1
B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci
sebagai berikut:
1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti
MS Word, Excel, dan lain-lain.2
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
ukuran 12 kecuali untuk:
a. Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam
(soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing)
dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16
(disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub
sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan
sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub
1 Khusus untuk Skripsi. Percetakan umumnya sudah menyediakan kertas pembatas ini.
2 Penggunaan software Open Source pengolah kata dengan flatform Linux, seperti Open
Office, diperbolehkan asalkan dalam penyerahan file dalam cakram digital (khusus untuk
skripsi), file tersebut sudah dikonversi ke PDF dan bisa dibaca dengan Windows.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
2
sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf
tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan
seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic).
5. Batas tepi (margin):
a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm
6. Sela ketukan (ind3e nsi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah
halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2) Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan
spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,
dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti
PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda
titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan
Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah
kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf
pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul
sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
3
Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan
seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar
(Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring
(bold-italic).
e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst.
(tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan
huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai
dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata
depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub-
sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).
f. Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-bab, dan seterusnya
(headings hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian poin-poin atau
item-item (points/items hierarchy). Penulisan headings hierarchy
dimulai dari A, B, C, lalu 1, 2, 3, kemudian a, b, c, dan seterusnya
(lihat Box) dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas
margin kiri). Isi atau teksnya (alinea, kalimat) juga dibuat sejajar
dengan batas tepi kiri pengetikan dan awal kalimat dalam alinea baru
dibuat dengan indensi 1 cm). Sementara penulisan points/items
hierarchy tidak sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas
margin kiri), melainkan mengikuti poin-poin/item-item dimaksud
atau posisinya disesuaikan dengan memperhatikan estetika.
Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-poin atau item-item
juga disesuaikan (bisa dimulai dari 1,2,3 atau a, b, c).
Penulisan headings hierarchy (sub-judul) – sejajar batas tepi kiri:
Batas tepi kiri pengetikan
A. Judul Sub-Bab (bold)
1. Judul Sub Sub-Bab (bold)
a. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-italic)
1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
2) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
b. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-italic)
1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
2) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
a) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
b) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
2. Judul Sub Sub-Bab (bold)
B. Judul Sub-Bab (bold)
1. Judul Sub Sub-Bab (bold)
2. Judul Sub Sub-Bab (bold)
Sejajar
dengan
batas
tepi kiri
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
4
Penulisan points/items hierarchy (rincian poin-poin/item-item) – tidak
sejajar dengan batas tepi kiri (masuk ke dalam, disesuaikan):
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan
keduanya (headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam
sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul
(headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub-
bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan
memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item
(points/items hierarchy).
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak
pada awal kalimat yang harus dieja. Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg,
cm, dan lain-lain)
Batas tepi kiri pengetikan
A. Poin/Item
1. Sub-Poin/Item
a. Sub Sub-Poin/Item
1) Sub Sub-Sub-Poin/Item
2) Sub Sub-Sub-Poin/Item
b. Sub Sub-Poin/Item
1) Sub Sub-Sub-Poin/Item
2) Sub Sub-Sub-Poin/Item
a) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item
b) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(1) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(2) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(a) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(b) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
2. Sub-Poin/Item
B. Poin/Item
1. Sub-Poin/Item
2. Sub-Poin/Item
Catatan: Poin/Item dan sub-subnya ditulis dengan huruf biasa,
kecuali untuk pemberian tekanan, istilah asing, dsb.
Tidak
sejajar
dengan
batas
tepi kiri
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
5
d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan
pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis
dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halamanhalaman
awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman
dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan
di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap
dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka
diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya).
Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru
yang tidak diisi nomor halaman.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru
D. Tabel dan Gambar
Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti ketentuanketentuan
sebagai berikut:
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada
Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan
kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris
teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua
spasi.
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan
ketentuan:
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
6
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi
yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak
dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan
nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua
menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Tabel 2.5
menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel
urutan kelima pada bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman
naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika
dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang
dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus
dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan
spasi tunggal (lihat Lampiran).
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram,
atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas
tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi
kiri dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan
posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi
jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang
digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua
spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan
bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh:
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar
urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman
naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat
kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
g. Contoh penyajian gambar bisa dilihat dalam Lampiran.
BAB II
PENGGUNAAN BAHASA
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial
dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh
penulis skripsi bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa
yang baik dan benar.
Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana
termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD) (lihat Lampiran).
2. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat,
obyek dan/atau keterangan.
3. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan
kalimat penjelas.
4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-
Indonesia-kan.
5. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai
penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan
menggunakan huruf miring.
6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan
atau dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
7. Hal-hal yang harus dihindari:
a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku,
kami, kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata
Pengantar, istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian.
c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan
dengan fungsi di dan ke sebagai kata depan).
e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik,
titik koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan
karya ilmiah.
Beberapa contoh kesalahan yang sering dijumpai dalam penyusunan
skripsi beserta koreksinya adalah sebagai berikut:
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
8
Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat
Salah:
Benar:
Benar:
Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan
Salah:
Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah
Indonesia menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan
demokratisasi.
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi
dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia
menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan
demokratisasi.
Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat
dari perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki
posisi tawar yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk.
Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah keatas mengalir deras.
Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat
dari perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki
posisi tawar yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk.
Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah ke atas mengalir deras.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
9
Contoh 3: Penggunaan tanda kurung
Salah:
Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi)
Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil
Salah:
Benar:
Contoh 5: Penggunaan tanda baca
Salah:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah
direorganisasi menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan
Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).
Angkatan Bersenjata Republik Indones (ABRI) telah direorganisasi
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik
Indonesia (Polri).
Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian di
antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di
antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan voting
behaviour dalam pemilihan umum ?
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
10
Salah:
Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)
Contoh 7: Jika-maka
Salah:
Benar: (tanda tanya tanpa spasi dan tidak ada titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting
behaviour dalam pemilihan umum?
Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi
tapi juga otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa
dalam menyelesaikan persolan-persoalan di daerahnya.
Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga
otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam
penyelesaikan persoalan-persoalan di daerahnya.
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting
behaviour dalam pemilihan umum?.
BAB III
RUNNING NOTES DAN FOOTNOTES
A. Running Notes (Referensi Langsung):
Running notes atau referensi langsung adalah penyebutan sumber yang
dirujuk (referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah. Running
notes dibuat dengan format: ”(Nama keluarga/belakang pengarang Tahun)” atau
”Nama lengkap atau keluarga/belakang (Tahun)”. Contoh:
Atau:
Jika referensinya dua pengarang atau lebih, pemisahannya memakai tanda ”,”
(koma). Contoh:
Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit yang berbeda tapi ditulis oleh
pengarang yang sama, maka penulisannya adalah sebagai berikut:
Partai yang perolehan suaranya kurang dari satu persen
disebut sebagai partai desimal (Haris 2006).
Syamsudin Haris (2001) memberi terminologi ”partai desimal” untuk
partai yang perolehan suara suaranya kurang dari satu persen.
Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer (military
intervention) dalam politik disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal.
Pembahasan yang mendalam tentang militer dan politik di Indonesia
banyak dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979,
Jenkins 1986, Sundhausen 1990, Singh 1988), yang pokok
bahasannya bisa dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran
berkenaan dengan hubungan sipil-militer di negara berkembang.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
12
Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit berbeda yang ditulis oleh
pengarang yang sama dan buku lainnya oleh pengarang lain, pemisahannya
memakai tanda ”;” (titik koma).
Tanda baca “;” (titik koma) juga dipakai untuk menghindari kekeliruan
penggunaan tanda “,” (koma) dalam pemisahan referensi yang satu dengan
referensi yang lainnya dan dalam referensi yang ditulis oleh tiga pengarang.
Contoh:
Atau:
Jika referensinya berupa alamat website atau URL (Universal Resource
Locator) yang pendek, running notes bisa dibuat dengan menyebut URL-nya,
yang hyperlinknya dihilangkan (remove hyperlink)3 dan dicantumkan tanggal
aksesnya. Contoh:
3 Hyperlink dihilangkan maksudnya link langsung ke alamat website tersebut ditiadakan
sehingga tidak ada lagi alamat website (URL) berwarna selain hitam dan atau dengan garis
bawah (estetika dan konsistensi teks) dan link tersebut tidak langsung bisa diklik. Untuk
mengaksesnya, URL tersebut harus di-copy dan paste di browser.
Pembahasan tentang peranan militer dalam politik di Indonesia
banyak dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979,
1988; Jenkins 1986; Singh 1988), yang kajian-kajiannya bisa
dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran.
Di wilayah Asia Pasifik, Filipina merupakan salah satu negara
terdepan dan menjadi pionir dalam mengembangkan inovasi untuk
melakukan devolusi pengelolaan sumber daya alam (Dahal &
Capistrano 2006; Pulhin, Inoue & Enters 2007).
Kebijakan terbaru dalam pelembagaan proses devolusi pengelolaan
sumberdaya alam ditulis oleh beberapa pihak (DENR 2003; Magno
2003; Pulhin, Inoue & Enters 2007).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
13
B. Footnotes (Catatan Kaki):
Catatan kaki adalah catatan di kaki halaman yang dipergunakan untuk
memberikan penjelasan tambahan atau mencantumkan URL panjang. Jika di
dalam catatan kaki ada referensi, referensinya dibuat dalam bentuk running
notes. Besar font catakan kaki adalah lebih kecil dari teks utama, yakni dengan
besar font 10.
1. Catatan Kaki Berisi Penjelasan
Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan
tambahan sebuah istilah, frase, kalimat, dan sejenisnya. Pemakaian catatan kaki
dengan penjelasan bisa dilihat dalam contoh berikut:
Menurut Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Gerdabangagri adalah
program pembangunan yang memfokuskan diri pada peningkatan
kualitas sumberdaya manusia, perbaikan ekonomi rakyat, dan
pembangunan pertanian (www.kutaitimur.go.id, diakses 6 Juni 2007).
Dalam bidang pembangunan pertanian, kegiatan diarahkan pada
kegiatan pertanian yang mendukung agribisnis.
Jumlah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur terus
bertambah.1 Pertambahan ini tentu punya implikasi terhadap
meluasnya pemanfaatan lahan untuk perkantoran, perumahan, dan
kegiatan bisnis.
______________
1Dalam rentang waktu yang cukup lama (era Orde Baru), kabupaten/ kotamadya
di Kaltim berjumlah enam buah (Balikpapan, Samarinda, Kutai, Bulungan,
Berau, Pasir). Pada pasca Orde Baru, jumlah kabupaten/kota meningkat dratis
menjadi 13 (Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda, Kutai
Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Bontang, Bulungan, Berau, Tarakan,
Malinau, Nunukan), dan baru-baru ini ada penambahan satu kabupaten lagi,
yakni Kabupaten Tanah Tidung, sehingga sekarang terdapat 14 Kabupaten/Kota
di Kalimantan Timur.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
14
2. Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes
Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan
tambahan, lengkap dengan referensinya. Contoh catatan kaki yang menjelaskan
suatu teks lengkap dengan referensinya adalah sebagai berikut:
3. Catatan Kaki Berisi URL Panjang.
Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang
dicantumkan di catatan kaki, hyperlinknya dihilangkan dan tanggal aksesnya
dicantumkan. Jika URL-nya tidak cukup dalam satu baris, pemisahan dilakukan
di belakang tanda baca (”/”, ”_”, ”+”, ”=”, dan lain sebagainya), angka, atau
kata tertentu. Contoh:
Secara umum, aksi kolektif (collective action) didefinisikan sebagai
semua aksi yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan
kolektif atau mendapatkan barang-barang/sarana-prasarana kolektif
(collective good2) (Olson 1965, 1971; Marwell & Oliver 1993).
______________
2Beberapa ahli mendefinisikan collective good sebagai barang, fasilitas, saranaprasarana,
dan sejenisnya, yang mana individu-individu tertarik atau tak bisa
lepas dengannya (karena mereka merasa akan memperoleh manfaat darinya) dan
jika diberikan ke atau digunakan oleh orang lain, siapa saja (semua individu)
akan tetap bisa menggunakan atau memanfaatkan collective good itu (Marwell
dan Oliver 1993:4). Lihat juga Oberschall (1997).
Setelah revolusi Amerika dan Perancis, wacana yang muncul adalah
apakah untuk membatasi kediktatoran mayoritas diperlukan adanya
lembaga Senat (Upper Chamber).³
_________________
³http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and_upper_
chambers (diakses 15 April 2008).
BAB IV
PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI
PADA TEKS UTAMA
Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber
kutipan akan menghindarkan diri dari perbuatan melakukan plagiasi atau
plagiarisme. Bab ini membahas jenis-jenis kutipan dan ketentuan penyebutan
sumber rujukan, yang di dalamnya meliputi pembahasan cara-cara pengutipan.
A. Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil
karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks
aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan
referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor
halamannya.
a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut
diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:
b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada
garis baru, sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan
tanpa tanda petik:
Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan
pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading
di Kabupaten Bantul.”
Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang
menggunakan sistem distrik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil)
yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk
distrik berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di
Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000 orang dan
India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak
atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas
(suara terbanyak) dalam distriknya menang.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
16
Atau (jika huruf “n” kecil dalam kata “negara” diganti dengan huruf
“N” besar dalam kata “Negara”):
c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf
miring. Contoh:
d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari
pengarang lain (mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata
“dalam” ketika menyebut referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis
sebuah buku dan di dalam bukunya ia mengutip pendapat Giovanni
Sartori; penulis skripsi kemudian mengutip pendapat Sartori yang
terdapat dalam buku Gaffar tersebut; maka penulisan referensinya
adalah sebagai berikut:
Berkenaan dengan peradaban, Huntington (1996:303) mengatakan
sebagai berikut:
The overriding lesson of the history of civilization, however,
is that many things are probable but nothing is inevitable.
Civilizations can and have reformed and renewed themselves.
The central issue for the West is whether, quite apart from
any external challenges, it is capable of stoping and
reversing the internal processes of decay.
Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), “[t]he hegemonic party
system neither allows for a formal nor a defacto competition for
power. Other parties are permitted to exist, but as second class,
licensed parties.”
Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang
menggunakan sistem distrik:
[N]egara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan
(kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah
penduduk distrik berbeda dari satu negara ke negara lain,
misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000
orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik
hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh
suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
17
Atau:
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil
penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama
dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat
penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus
disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.
Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara
dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas,
menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh:
Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat)
Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini dalam bukunya The
Third Wave of Democratization:
Kedua, dengan melakukan paraphrase, yakni pengubahan struktur/susunan
kalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau subtansi
kalimat/alinea. Contoh:
Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai
politik, mengatakan bahwa “[t]he hegemonic party system neither
allows for a formal nor a defacto competition for power. Other
parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties”
(Sartori, dalam Gaffar 1992:37).
Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi
tiga periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang
berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang
terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang
dimulai dari tahun 1974 sampai tahun1990-an (Huntington 1991).
Mengingat sekarang masih banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan
ada gelombang demokratisasi keempat?
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
18
Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:
Kalimat paraphrasenya:
B. Pencantuman Referensi Kutipan atau Sumber Rujukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencantumkan referensi atau
sumber rujukan sebuah kutipan beserta contoh-contohnya adalah sebagai
berikut:
1. Ketentuan-ketentuan umum dalam pengutipan sebuah teks:
a. Cantumkan nama pengarang dan tahun terbit dengan format
sebagaimana yang telah disebutkan, yakni “(Nama keluarga/belakang
Tahun)” atau ”Nama lengkap atau keluarga/belakang (Tahun)”. Gelar
pengarang tidak disebutkan; Tahun ditulis dengan angka empat digit.
b. Untuk kutipan langsung, nomor halaman harus disebutkan.
c. Untuk kutipan tidak langsung, nomor halamannya bisa disebutkan
atau bisa juga tidak disebutkan (disesuaikan, bila dirasa perlu, dsb).
d. Gunakan tanda baca “:“ (titik dua) di antara tahun dan nomor
halaman, diketik tanpa spasi.
Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan:
Pada umumnya kita kenal dua sistem pemilu, masing-masing
dengan beberapa variasinya. Dalam sistem distrik, satu
wilayah (yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal
(single-member constituency) atas dasar pluralitas (suara
terbanyak). Dalam system proporsional, satu wilayah (yaitu
daerah pemilihan) memilih beberapa wakil (multi-member
contituency), yang jumlahnya ditentukan atas dasar rasio,
misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo 1982:4)
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem
pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini
memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah
pemenangnya—yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu
orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan
mewakili suatu daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai
dengan proporsi perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
19
2. Referensi kutipan bisa diletakkan di awal kalimat, di tengah kalimat, dan
di akhir kalimat/kutipan. Contoh dari masing-masing referensi kutipan
ini adalah sebagai berikut:
Contoh 1 (referensi di awal kalimat):
Contoh 2 (referensi di tengah kalimat):
Contoh 3 (referensi di akhir kalimat/kutipan):
Rozi et al. (2006:5) mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar
masyarakat beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan
“gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam beberapa
kasus tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara.”
Berkenaan dengan meluasnya pertikaian antar masyarakat beberapa
saat setelah Orde Baru tumbang, Rozi et al. (2006:5) mengamati
bahwa “gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam
beberapa kasus tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor
Negara.”
Rozi dan beberapa ahli mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar
masyarakat beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan
“gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam beberapa
kasus tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara”
(Rozi et al. 2006:5).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
20
Penyebutan referensi di akhir kalimat/kutipan seperti tersebut di atas
sering sangat diperlukan dalam kutipan tak langsung (mis. paraphrase)
untuk menunjukkan kepada pembaca tentang bagian mana yang
merupakan pendapat pengarang A, pengarang B, penulis/peneliti, dan lain
sebagainya. Contoh:
3. Jika suatu tulisan mempunyai dua atau tiga penulis, gunakan kata “dan “
dalam teks tetapi gunakan simbol “&“ dalam rujukan referensi langsung
(running notes).
Contoh 1:
Max Weber telah meletakkan prinsip-prinsip dasar birokrasi yang
rasional agar bisa melayani masyarakat dengan baik. Namun birokrasi
yang gemuk dan kompleks, bisa menimbulkan masalah. Dalam
pandangan Osborne dan Plastrik (2001), birokrasi yang gemuk dan
lamban perlu dipangkas agar lebih efisien dan lincah dalam merespon
permintaan layanan dari masyarakat.
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem
pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini
memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah
pemenangnya—yang akan menjadi wakil di Dewan Perwakilan
Rakyat—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem proporsional
jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan adalah
beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982). Mengenai sistem mana yang lebih cocok untuk
diterapkan di suatu negara, hal ini tergantung dari sejarah negara yang
bersangkutan, kesiapan penduduk, geografi wilayah, dan lain
sebagainya (Gaffar 1999).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
21
Contoh 2:
Contoh 3:
4. Untuk dua sampai tiga pengarang, sebutkan nama mereka semuanya
(misalnya: Torgerson, Andrew & Smith 2001), sedangkan untuk empat
atau lebih penulis, gunakan ”et al.” (misalnya: Rozi et al. 2001).
5. Untuk mengutip lebih dari satu tulisan yang ditulis oleh seorang
penulis, gunakan huruf kecil “a, b, c” untuk mengidentifikasi tulisan
yang dipublikasikan pada tahun yang sama oleh penulis yang sama.
Contoh: ”(Thompson 2000a)” dan ”(Thompson 2000b)”. Kemudian
gunakan ”2000a” dan ”2000b” untuk tahun terbitnya dalam Daftar
Pustaka.
6. Jika penulisnya adalah korporat, lembaga, atau organisasi yang namanya
cukup panjang, nama lengkap dari korporat, lembaga, atau organisasi ini
ditulis ketika pertama kali disebut dan singkatannya diletakkan dalam
tanda kurung. Untuk selanjutnya, penyebutannya cukup singkatannya
Dalam pandangan Osborne dan Plastrik, birokrasi yang gemuk dan
lamban perlu dipangkas agar lebih efisien dan lincah (Osborne &
Plastrik 2001). Upaya-upaya seperti ini bisa mendorong penciptaan
akuntabilitas dan responsibilitas birokrasi (Thoha 2006).
Kata “strategi” dulunya dipakai di kalangan militer atau dalam
peperangan. Kata ini berasal dari ”kata strategos dari Yunani yang
berarti ’jenderal.’ Jenderal yang baik memulai dengan menyusun
strategi: bukan rencana operasional, tetapi pendekatan yang mampu
mengubah keseimbangan kekuatan di lapangan” (Osborne & Plastrik
2001:31).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
22
saja. Penulisan referensi dalam running notes adalah singkatannya.
Contoh:
.
7. Sumber dari Majalah/Koran
a. Majalah:
b. Koran:
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (UNESCAP) memakai terminologi “governance” dalam
beberapa konteks, seperti corporate governance, national
governance, dan local governance (UNESCAP 2005). Pemakaian
istilah “governance“ dalam beberapa konteks oleh UNESCAP ini
kemudian dirujuk oleh banyak ahli (lihat Holtz 2002, Conyon 2008,
Lee & Yoo 2008, Bauwhede & Willekens 2008).
Peringkat universitas-universitas yang ada di Indonesia berada jauh
di bawah dibandingkan dengan beberapa universitas lain di Asia. UI,
misalnya, masuk dalam peringkat 395, sementara ITB dan
Universitas Gajah Mada masing-masing masuk peringkat 369 dan
60 (Tempo, 17 Februari 2008).
Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di
Indonesia juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang
terjadi atas nama pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
23
8. Sumber Online
a. Sebuah sumber online dikutip dengan cara yang sama seperti
sumber yang dicetak, yakni dengan mencantumkan nama
penulis/organisasi, nama website, atau pemilik website diikuti oleh
tahun publikasi dan tanggal akses (URL-nya dicantumkan di Daftar
Pustaka).
b. Jika hanya ada nama penulis/organisasi tanpa tahun terbit, cantumkan
tahun terbit dengan n.d. (no data) dan tanggal akses (URL-nya
dicantumkan di Daftar Pustaka). Contoh:
c. Jika tidak ada nama penulis/organisasi/pemilik website/nama website
dan tahun penerbitan atau keduanya tidak jelas:
1) Bila URLnya relatif pendek, cantumkan URL-nya dan tanggal
akses.
2) Bila URL-nya relatif panjang, cantumkan URL dan tanggal akses
pada catatan kaki (footnote) dengan ukuran huruf 10. Contoh
penulisan: lihat Bab III huruf B nomor 3 pada Bagian Pertama
buku ini.
(Schino 2001, diakses 12 Juni 2007)
(UNESCO 2006, diakses 17 Mei 2007)
(ICG 2008, diakses 12 Maret 2008)
(Amnesty International 2007, diakses 27 Mei 2008)
(Anderson n.d., diakses 8 Maret 2007)
(FAO n.d., diakses 27 Oktober 2006)
(FreedomHouse n.d., diakses 12 Juli 2007)
(www.freethinking.com, diakses 8 Juli 2007)
(www.pol4u.com, diakses 27 Maret 2006)
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
24
9. Penulisan Hasil Wawancara
a. Mengutip beberapa kata penting dari ucapan narasumber:
Dalam mengutip hasil wawancara, penulis bisa mengutip beberapa
kata kunci/penting yang pendek yang disampaikan oleh narasumber
atau responden guna memberi tekanan atau untuk menunjukkan
”bukti verbal” kepada pembaca. Contoh:
b. Mengutip kalimat yang diucapkan oleh narasumber apa adanya:
Pengutipan kalimat narasumber apa adanya (persis seperti yang
disampaikan oleh narasumber) yang jumlah katanya tidak lebih dari
tiga baris atau lebih dari tiga baris mengikuti aturan penulisan
Kutipan Langsung sebagaimana dijelaskan di depan.
Contoh kutipan wawancara yang tidak lebih dari tiga baris:
Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging),
seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa ”kegiatan illegal
logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk
membasminya seperti menegakkan benang basah” (Suparlan,
wawancara, 21 Juli 2007).
Desa ini merupakan basis dari Partai X sehingga tidak
mengherankan bila Partai X selalu menang dalam beberapa kali
Pemilu. Namun dalam Pemilu yang baru saja usai Partai X
dikalahkan secara telak oleh Partai Y. Menurut seorang tokoh
masyarakat, partai ini bisa menang telak karena partai Y melakukan
“serangan fajar“ dengan cara “membagi-bagikan uang“ dalam
jumlah “yang tidak sedikit“ (Anonim, wawancara, 28 Februari
2008).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
25
Contoh kutipan wawancara yang lebih dari tiga baris:
c. Merujuk, meringkas, atau menyimpulkan ucapan narasumber:
d. Kutipan wawancara untuk menghindari pengulangan-pengulangan:
Ada perbedaan pendapat tentang hal ini. Sekretaris Desa, Budi
Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur sudah dilakukan
(wawancara, 12 Mei 2007), sementara seorang tokoh masyarakat,
Fadjar Susanto, mengatakan bahwa masih ada prosedur yang belum
dilakukan (wawancara, 24 Juni 2007).
Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging),
seorang tokoh masyarakat mengatakan sebagai berikut:
Kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah,
dan upaya untuk membasminya seperti menegakkan benang
basah. Banyak pihak yang terlibat, mulai dari oknum-oknum
aparat sampai masyarakat sendiri. Semuanya punya alasan
atau logikanya sendiri-sendiri mengapa mereka tetap
melakukan, mendukung, atau menutup mata atas kegiatan
tersebut. Jika hutan itu nanti tandus, apa yang masih bisa kita
wariskan kepada anak cucu kita? (Suparlan, wawancara, 21
Juli 2007).
Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur
sudah dilakukan (wawancara, 12 Mei 2007). Hal senada juga
disampaikan oleh Ketua LPM (wawancara, 15 Mei 2007), Ketua
Kadarkum (wawancara, 24 Juni 2007), dan Ketua PKK (wawancara,
5 Juli 2007).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
26
10. Referensi Komunikasi Personal
Komunikasi personal adalah komunikasi yang dilakukan secara
pribadi/personal dengan narasumber dan bukan berbentuk wawancara
terstruktur atau semi-terstruktur. Komunikasi personal termasuk hasil
percakapan, surat-menyurat, komunikasi melalui email, telepon, dan lain
sebagainya. Sumber rujukan narasumber hanya dicantumkan di teks
utama (tidak dicantumkan di Daftar Pustaka). Contoh:
Di desa yang kelihatannya damai, tentram, dan sejuk ini, situasinya
sebenarnya seperti bara dalam sekam dan berpotensi terjadinya
konflik frontal. Menurut seorang tokoh masyarakat, Budiarso,
konflik yang terpendam ini sudah terjadi sejak lama (komunikasi
personal, 12 Maret 2008). Narasumber lain menjelaskan, pemicu
ketegangan tersebut adalah persaingan pribadi antara dua mantan
calon Kepala Desa, yang memakai isu etnis dalam memobilisasi
massanya (Anonim, komunikasi personal, 27 Mei 2008). Hal ini
dikonfirmasi oleh seorang peneliti dari Italia yang sudah lama
tinggal di desa itu (Jenny Eghenter, komunikasi personal, 3 Juni
2008).
BAB IV
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
A. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum penulisan Daftar Pustaka dalam sebuah karya
ilmiah adalah berikut:
1. Hanya referensi-referensi yang disebut dalam teks utama yang
dimasukkan dalam daftar referensi. Gunakan judul Daftar Pustaka pada
halaman yang memuat daftar referensi.
2. Referensi-referensi berupa hasil komunikasi personal, wawancara, dan
sejenisnya, tidak dimasukkan dalam Daftar Pustaka (kecuali hasil
wawancara yang dimuat dalam suatu penerbitan).
3. Gelar pengarang tidak dicantumkan.
4. Daftar referensi disusun menurut abjad dengan satu spasi.
5. Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri, dan baris selanjutnya
masuk ke dalam (hanging) satu sentimeter atau lima spasi.
6. Dari satu referensi ke referensi lainnya diberi jarak dua spasi.
7. Jika referensi dalam Daftar Pustaka terdiri dari berbagai kategori (buku,
dokumen-dokumen, koran/majalah, sumber internet, dsb), kelompokkan
referensinya sebagai berikut:
a. Untuk buku-buku, jurnal, proceedings, laporan penelitian, diktat, dan
sejenisnya, tidak perlu diisi nama kategori (referensi utama)
b. Masukkan referensi berupa Undang-Undang, Peraturan, SK,
dokumen-dokumen, Berita Acara, dan sejenisnya dalam kategori:
Dokumen-Dokumen.
c. Masukkan referensi yang berasal dari majalah, koran ke dalam
kategori: Majalah [jika hanya berisi sumber dari majalah], Koran
[jika hanya berisi sumber dari], atau Majalah/Koran [jika berisi
sumber dari majalah dan koran].
d. Masukkan referensi yang berasal dari internet dalam kategori:
Sumber Internet.
e. Dan kategori lainnya (bila dianggap perlu)
B. Ketentuan Khusus:
Ketentuan-ketentuan khusus dalam penulisan Daftar Pustaka dijelaskan
dalam uraian berikut:
1. Referensi dari Buku:
a. Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad.
b. Penyebutan referensi dalam Daftar Pustaka dimulai dengan nama
penulis (nama keluarga/belakang, nama depan) [titik], tahun
publikasi [titik], judul buku dicetak miring [titik], tempat publikasi
[titik dua], penerbit [titik]. Contoh:
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
28
c. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya
sebagai berikut berikut:
d. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan
penulis pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis
lainnya:
e. Jika sebuah buku terdiri tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang
yang namanya terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang),
maka penulisannya memakai tanda titik koma (;) untuk membedakan
pengarang satu dengan lainnya. Contoh:
Atau:
f. Jika referensinya adalah seorang pengarang dengan dua karya ilmiah
maka nama pengarang tersebut di urutan kedua ditulis dengan
“_____.” (garis bawah panjang [titik], yang artinya sama atau idem)
Ratnawati, Tri. 2006. Potret Pemerintahan Lokal di Indonesia
di Masa Perubahan: Otonomi Daerah Tahun 2000-
2005. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Osborne, David, dan Plastrik, Peter. 2004. Memangkas
Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan
Wirausaha. Jakarta: Penerbit PPM.
Rozi, Syafuan et al. 2006. Kekerasan Komunal: Anatomi
dan Resolusi Konflik di Indonesia. Yakarta: Pustaka
Pelajar.
Sulistiyo, Herman; Sulaiman; dan Sulastri, Sri. 2007. Otonomi
Desa di Era Otonomi Daerah. Semarang: Pena Mas.
Setiawan, Hawe; Suranto, Hanif; dan Istianto. 1999. Negeri
Dalam Kobaran Api: Sebuah Dokumentasi Tentang
Tragedi Mei 1998. Jakarta: Lembaga Studi Pers dan
Pembangunan (LSPP).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
29
dan referensinya diurut secara kronologis (tahun terbit tulisan/buku),
bukan secara alfabetis. Contoh:
g. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah
yang dibuat sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat
karya ilmiah dengan orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan
“_____, dan pengarang lain” (garis bawah panjang [koma] dan
pengarang lain). Contoh:
Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa
seperti di bawah ini:
Sihbudi, M. Riza. 1992. “Politik, Parlemem, dan Oposisi di Ian
Pasca-Revolusi.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 31-44.
_____. 1998. “Konflik Lebanon: Pertalian Antara Berbagai
Kepentingan.” Jurnal Ilmu Politik, No. 3, 68-81.
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil
War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168-
83). Washington DC: The World Bank.
_____, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th, 1999.
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil
War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168-
83). Washington DC: The World Bank.
_____. 2000. “Doing Well Out of War: An Economic
Perspective.” Dalam Berdal, Mats, dan Malone, David.
M (eds). Greed and Grievance; Economic Agenda in
Civil Wars. Ottawa: Lynne Rienner Publisher.
_____, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
30
h. Referensi dengan pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama
disusun secara alfabetis dan ditandai dengan huruf kecil (a, b, c) tepat
setelah tahun.
i. Sebuah buku yang ditulis oleh korporat, lembaga atau organisasi
disusun seperti berikut :
j. Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun
seperti berikut :
1) Satu orang editor:
2) Lebih dari satu orang editor:
BPS Kutai. 2000a. Kecamatan Long Bagun Dalam Angka 2000
(Long Hubung Sub District in Figure 2000). Tenggarong:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai.
_____. 2000b. Kecamatan Long Hubung Dalam Angka 2000
(Long Bagun Sub District in Figure 2000). Tenggarong:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai.
The World Bank. 2007. Minding the Gaps: Integrating Poverty
Reduction Strategies and Budgets for Domestic
Accountability. Washington: The World Bank.
United Nations Economic and Social Commission for Asia and
the Pacific (UNESCAP). 2008. Economic and Social
Survey of Asia and the Pacific 2008. Bangkok:
UNESCAP
Mar’iyah, Chusnul (ed). 2005. Indonesia-Australia: Tantangan
dan Desempatan dalam Hubungan Politik Bilateral.
Jakarta: Granit.
Dwipayana, AAGN Ary, dan Eko, Sutoro (eds). Membangun
Good Governance di Desa. Yogyakarta: IRE Press.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
31
k. Artikel dalam buku:
Tahun terbit referensi untuk artikel dalam buku hanya ditulis satu kali
(karena umumnya sama), kecuali disebutkan bahwa tahun terbit
artikel untuk pertama kalinya (atau copyrightnya) berbeda dengan
tahun terbit buku.
2. Referensi dari Diktat/Bahan Ajar:
3. Referensi dari Terbitan Berkala Ilmiah (Jurnal Ilmiah, dsb)
a. Jika Volume dan Nomor terbitannya lengkap, penyebutannya: nama
jurnal, volume, nomor (dalam kurung), halaman.
b. Jika tidak ada Volume-nya:
4. Referensi dari Majalah
Penulisan referensi yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut :
a. Jika ada nama pengarangnya:
Linz, Juan, dan Stephan, Alfred. 2001. ”Some Thought on
Decentralization, Devolution, and the Many Varieties of
Federal Arrangements.” Dalam Liddle, R. William (ed).
Crafting Indonesian Democracy. Bandung: Penerbit
Mizan.
Abdullah. 2001. Sistem Kepartaian. Bahan Ajar. Samarinda:
Program S1 Pemerintahan Integratif.
Blanton, Shannon Lindsey. 1999. “Instruments of Security or
Tools of Repession? Arms Imports and Human Rights
Conditions in Developing Countries.” Journal of Peace
Research 36(2):233-244.
Budiardjo, Miriam. 1992. “Sistem Pemilu dan Pembangunan
Politik.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 3-27.
Basri, Muhammad Chatib. 2008. “Mosaik Modal, 10 Tahun
Setelah Krisis.” Tempo, 18 Mei, 100-101.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
32
b. Jika tidak ada nama pengarangnya:
5. Referensi dari Surat Kabar/Koran
a. Jika ada nama pengarangnya:
b. Jika tidak ada nama pengarangnya :
6. Referensi dari Abstrak
Jika mengutip dari abstrak, penulisannya sama halnya dengan mengutip
dari majalah atau jurnal, tetapi dengan mencantumkan kata “Abstrak”
dalam tanda kurung “[ ]”.
7. Referensi dari Review Buku
Contoh berikut merupakan cara menulis referensi yang berasal dari
review sebuah buku.
8. Hasil Wawancara Tertulis dalam Sebuah Penerbitan
Referensi hasil wawancara yang dimuat dalam sebuah tulisan, penulisan
referensinya adalah sebagai berikut:
.
Tempo, 18 Mei 2008.
Syamsuddin, Amir. 2008. “Penemuan Hukum ataukah Perilaku
’Chaos’?” Kompas, 4 Januari.
Kaltim Post, 7 Maret 2008.
Rosen, G. 2000. “Public School Alternatives: The Voucher
Controversy” [Abstract]. Current, 423, 3-8.
Darmadi, Yusril. 2000. “Menjelajah Tafsir Sejarah” [Review
buku: Penjelasan Sejarah]. Tempo, 30 Maret.
Indrawati, Sri Mulyani. 2008. “Kelompok Menengah-Bawah
Akan Badly Hurt” [Wawancara]. Tempo, 25 Mei, 243-244.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
33
9. Sumber dari Internet
a. Artikel online yang referensinya lengkap
b. Artikel Jurnal yang online
c. Artikel online yang referensinya tidak lengkap
1) Tanpa tempat terbit dan penerbit:
2) Tanpa tahun terbit, tempat terbit, dan atau penerbit:
10. Online Massages
Teks-teks atau pesan-pesan online yang dapat diakses oleh pembaca
—seperti pesan-pesan yang dikirimkan pada sebuah newsgroup,
discussion/mailing list (mail forum), signboard atau forum online
(web forum), dan lain sebagainya—daftar referensi di dalam Daftar
Pustaka dibuat sebagai berikut:
Collier, Paul, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and
Loot-Seeking in Civil War. Washington DC: The World
Bank. http://www.worldbank.org/research/collier.pdf
(diakses 23 Agustus 2003).
Ernada, Sus Eko. 2005. “Challenges to the Modern Concept of
Human Rights.” Jurnal Sosial-Politika 6(11):1-12.
http://www.jsp.or.id/jsp_articles/jsp_vol6_no11_1jul05_
1eko.pdf (diakses 4 Maret 2007).
Levy, Marc. 2000. Environemental Scarcity and Violent Conflict:
A Debate. http://wwics.si.edu/organiza/affil/WWICS/
PROGRAMS/DIS/ECS/report2/ debate.htm (diakses 4 Juli
2002).
Aditjondro, George. n.d. The Political Economy of Violence in
Maluku,Indonesia. http://www.munindo.brd.de (diakses
21 September 2001).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
34
11. Cakram Digital (CD, VCD, DVD, dsb)
12. Pita Kaset Video (Videotape)
Sius, Nugra. 2007. Melihat Wajah Kaltim Hari Ini. http://group.
yahoo.com/group/unmulnet/message/5805, 6 Agustus
(diakses 6 Januari 2008).
Care International. 2001. Forest Resource Management for
Carbon Suguestration [VCD]. Samarinda, Jakarta: Care
International.
Walhi. n.d. Hari Esok Yang Menghilang [DVD]. Jakarta:
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).
Braakman, Lydia, dan Edwards, Karen. n.d. The Art of Building
Facilitation Capacities [Videotape]. Bangkok, Thailand:
RECOFTC
Hf/bhs.Ind/kim/2004
1
MENULIS KARYA ILMIAH
Oleh:
Harry Firman
e-mail: titimplik@bdg.centrin.net.id
1. Karya Ilmiah
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis
karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium ,
artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi
(tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian
berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang
ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis
pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal ketika mahasiswa
melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” terhadap
proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum
didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
2. Sitematika Karya Ilmiah
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika
yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak
sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya
sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang
sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta
penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi
masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan
masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah
itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari
temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya
dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik
yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian
dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau Telaah
Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang
dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Hf/bhs.Ind/kim/2004
2
Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan
apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil
Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian
umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan.
Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati.
Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan
dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi).
Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi,
seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan
lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan
Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian
awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang
ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang
ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap
secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai
dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut.
Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf),
menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang
digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.
3. Laporan Praktikum
Dalam tradisi pendidikan tinggi dalam bidang sains, kegiatan praktikum
menjadi bagian penting dari program pendidikan. Hal ini disebabkan oleh
pentingnya peranan kegiatan praktikum dalam mengembangkan kompetensi ahli
sains. Praktikum menjadi wahana untuk: (1) Pemantapan pengetahuan teoretis
yang telah dipelajari; (2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatanperalatan
standar laboratorium sains; (3) Pembinaan sikap ilmiah dalam bekerja
di laboratorium sains; dan (4) Pengembangan kemampuan menulis laporan
kegiatan laboratorium. Kombinasi antara pemahaman yang kuat aspek-aspek
teoretis, kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk memecahkan
masalah dengan mengaplikasikan pengetahuan teoretik tadi, keterampilan bekerja
di laboratorium, serta kemampuan menulis laporan sehingga layak dipublikasi,
merupakan unsur-unsur penting dari kompetensi seorang ilmuwan.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, laporan praktikum mesti memenuhi
kriteria: (1) Nalar (logic); (2) Kejelasan (clarity); dan (3) Presisi (precision).
Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis laporan sangat penting
peranannya, karena faktor ini dapat membuat suatu laporan memenuhi tiga kriteria
tadi. Perlu diingat bahwa sebuah laporan praktikum adalah wahana penyampaian
pesan dari mahasiswa sebagai komunikator kepada pembaca laporan itu (dosen
dan mahasiswa lain) tentang: (1) Masalah apa yang diselidiki; (2) Pengetahuan
teoretis apa yang dijadikan landasan bagi penetapan prosedur/metode
penyelidikan: (3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi; (4)
Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan dari analisis data; (5)
Pembahasan (diksusi) tentang hasil yang diperoleh, khususnya mengenai
implikasi temuan ; (6) Kesimpulan apa yang dapat ditarik.
Hf/bhs.Ind/kim/2004
3
Sesuai dengan fungsi laporan praktikum yang dikemukakan di atas, laporan
praktikum umumnya terdiri atas komponen-komponen: (1) Tujuan, yang
memaparkan permasalahan apa yang akan diselidiki; (2) Teori, yang memaparkan
konsep dan prinsip yang melandasi penyelidikan yang dilakukan; (3) Alat dan
bahan, yang merupakan paparan tentang jenis alat dan bahan yang dipakai, baik
nama maupun ukuran. Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan,
hendaknya disertakan merk dan nomor serinya. Bahan kimia perlu dilaporkan
dengan konsentrasinya (bila larutan) dan kemurniannya (bila zat murni); (3)
Prosedur percobaan, yang memaparkan tahap-demi tahap yang dilakukan; (4)
Hasil Percobaan , yang mengungkapkan data yang telah ditabulasi, hasil analisis
data, baik secara statistik maupun tidak, serta temuan-temuan penting percobaan
sebagai hasil analisis data; (5) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi
(penjelasan yang masuk akal) terhadap berbagai temuan yang menarik, misalnya
perbedaan antara prediksi teoretis dengan realita yang diamati; (6) Kesimpulan ,
sebagai pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara
menyeluruh.
4. Menuliskan Daftar Pustaka
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya
ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul
karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu
berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi,
dokumen Web, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk
menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara
penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat
keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang
disarankan da lam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian
besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological Association
(APA)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh American Chemical
Sosiety, yang keduanya juga berbeda dari tata cara yang ditetapkan oleh Chemical
Society of Japan (CJS). Namun, untuk penulisan karya ilmiah dalam konteks
pendidikan di UPI, mahasiswa diwajibkan mengikuti pedoman yang ditetapkan
UPI.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun
demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita
harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan
oleh redaksi jurnal tersebut.
Acuan
Akhadiah, S., Arsjad, M. G., Ridwan, S. H. (1988). Pembinaan kemampuan menulis
bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Day, R. A. (1983). How to write and publish a scientific paper. Philadelphia: ISI Press.
Universitas Pendidikan Indonesia (2000). Pedoman penulisan karya ilmiah (laporan
buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi).
PETUNJUK PENULISAN ILMIAH
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
2009
Petunjuk Penulisan Ilmiah 2 FTI Gunadarma 2009
PETUNJUK PENULISAN ILMIAH
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
TUJUAN
Tujuan pembuatan Tulisan Ilmiah adalah melatih mahasiswa menuangkan
hasil pengamatan atau pembuatan sesuatu atau pengalaman kerja dalam bentuk
sebuah laporan tertulis berdasarkan kaidah penelitian ilmiah.
ISI DAN MATERI
Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan dan batasan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin. Memenuhi kaidah penelitian ilmiah.
STRUKTUR TULISAN ILMIAH
Susunan struktur Tulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.
4. Hasil Penelitian dan Analisa Bagian Pokok
5. Kesimpulan (& Saran)
6. Bagian akhir
1. Bagian Awal
Bagian Awal, terdiri atas :
- Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Tulisan Ilmiah standar Universitas
Gunadarma.
- Lembar Originalitas & Publikasi
Berisi tentang pernyataan keaslian pembuatan tulisan ilmiah serta kerelaan
untuk dipublikasikan oleh Universitas Gunadarma.
- Lembar Pengesahan
Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, NIRM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus,
dan tanda tangan Pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.
- Abstraksi
Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman. (Dalam bahasa
Indonesia dan Inggris)
- Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua
Jurusan, Pembimbing, Perusahaan), dll.
- Daftar Isi.
- Daftar Tabel 
- Daftar Gambar 
Bila ada
Petunjuk Penulisan Ilmiah 3 FTI Gunadarma 2009
- Daftar Lampiran 
2. Pendahuluan
Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. Terdiri dari :
- Latar Belakang Masalah
Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik
permasalahan yang bersangkutan.
- Ruang Lingkup
Memberikan batasan yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji .
- Tujuan
Menggambarkan hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan
memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
- Metode Penelitian
Bagian metode penelitian menjelaskan secara rinci setiap kegiatan yang
dilakukan untuk menjawab tujuan yang sudah diuraikan pada bab 1. Bagian
ini juga menjelaskan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian
(jika ada). Inti dari bagian ini adalah pembaca dapat melakukan ulang persis
seperti peneliti lakukan berdasarkan uraian yang diberikan peneliti dalam
bagian ini. Semua langkah-langkah yang dilakukan tidak boleh ada yang
ditutupi dan dijelaskan secara kronologis dan sistematis.
Contoh bagian Metode Penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan
(tidak mutlak harus seperti ini, tergantung dari kebutuhan masingmasing).
Perangkat yang dibutuhkan
Contoh :
Penelitian ini membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat
keras yang dibutuhkan adalah satu (1) unit komputer pribadi lengkap dengan
spesifikasi minimum………. Perangkat lunak yang dibutuhkan
adalah………………..
Prosedur Pembuatan Aplikasi
Pada bagian ini dijelaskan prosedur pembuatan aplikasi dengan detail,
bukan pembuatannya.
Uji Coba Aplikasi
Dijelaskan dengan detail bagaimana uji coba aplikasi dilakukan dan apa
yang diamati dalam uji coba tersebut.
- Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.
3. Tinjauan Pustaka
Menguraikan teori-teori yang menunjang tulisan/ penelitian (definisi,
pengertian, dll), yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian
Petunjuk Penulisan Ilmiah 4 FTI Gunadarma 2009
sebelumnya. Dapat pula ditambahkan Tool/Program penunjang yang digunakan
untuk membantu penelitian, sebatas sejarah perkembangan, kelebihannya,
keuntungan dan keterbatasan tool. Tidak perlu memasukkan manualnya.
Dianjurkan untuk memasukkan minimal satu artikel (dari jurnal/ prosiding)
yang mendukung.
4. Gambaran Umum Perusahaan (untuk yang melakukan penelitian / kerja
praktek di perusahaan)
Menguraikan secara singkat profil perusahaan tempat dilakukannya kerja
praktek/penelitian. Dibuat bab tersendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).
5. Analisa & Hasil Penelitian atau Perancangan & Implementasi
Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab (misal Bab III dan Bab IV)
tergantung kebutuhan.
- Hasil Penelitian (Analisa Perusahaan)
Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait
dengan penelitian.
- Perancangan & Implementasi.
Menguraikan tentang perancangan dari aplikasi yang akan dibuat, dapat
berupa tampilan rancangan tata letak (layout) input, output, menguraikan
bagaimana cara membuat aplikasi tersebut, berikut tampilan hasilnya. Setiap
hasil dicapai dideskripsikan dan dapat didukung oleh gambar ataupun tabel.
Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak disebutkan untuk
penggunaan akhir dari aplikasinya.
6. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari
penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan pengembangan
hasil penelitian.
7. Bagian Akhir
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi yang dapat berupa buku, jurnal ilmiah, majalah, dll.,
yang digunakan dalam penyusunan Tulisan Ilmiah.
- Daftar Simbol
Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap
dengan keterangannya.
- Lampiran
Petunjuk Penulisan Ilmiah 5 FTI Gunadarma 2009
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitunganperhitungan,
grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa
yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta Subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka latin.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada
nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
Contoh :
2. JUDUL BAB
2.1. Judul Subbab
2.2. Judul Subbab
2.2.1. Judul Sub-Subbab
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font
14, tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf
besar, ukuran font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil
(i,ii,iii,iv,…). Posisi di tengah bawah (2 cm dari tepi kertas). Khusus untuk
lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu
ditampilkan, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama
dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman
untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya
di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka
latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar/Grafik/Tabel
- Judul gambar/grafik diletakkan di bagian bawah tengah dari gambar. Jika
gambar diperoleh dari pustaka yang menjadi referensi, maka sumbernya
disebutkan dengan menyantumkan nama Penulis dan Tahun Terbitnya.
Contoh:
Petunjuk Penulisan Ilmiah 6 FTI Gunadarma 2009
Gambar 3.6. Blok Diagram Uji Harris/NRL
(Sumber: Cain et al., 2003)
- Judul tabel diletakkan di sebelah atas tengah dari tabel. Jika tabel diperoleh
dari pustaka yang menjadi referensi, maka sumbernya disebutkan dengan
menyantumkan nama Penulis dan Tahun Terbitnya. Tabel diusahakan tidak
terpotong.
Contoh:
Tabel 3.1. Rasio Pendekatan Terbaik untuk Algoritma Pewarnaan Ganda dari
Beberapa Kelas Graph (Sumber: Kchikech M. dan O. Togni, 2006)
Graph Rasio Pendekatan
k-colorable [5]
2
k
Biparti 1[10]
Outerplanar 1[12]
Planar
6
11
Triangular Mesh
3
4
[12,10]
2th power triangular mesh H2
3
7
[2], 2
pth power triangular mesh Hp (p
³3) 4[6], 3
pth power square mesh (p
³2) 2
(G H)p ; Gp Hp , G adalah path; H adalah cycle 3
pth power toroidal mesh 4
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan.
Contoh : Gambar 3.1 berarti gambar pertama yang ada di Bab 3.
4. Penulisan Daftar Pustaka
- Dituliskan secara alfabetik dan diberi nomor urut.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 7 FTI Gunadarma 2009
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Nama pengarang asing ditulis dengan format:
Nama Keluarga, Nama Depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis dengan format:
Nama Depan + Nama Keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik rata kiri dengan jarak satu spasi, tapi antara satu
pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja
dengan tambahan ‘et al’.
- Tahun terbit disarankan minimal tahun 2004 (maksimal 5 tahun di
belakang).
- Selain Buku Teks, sumber pustaka lain yang dapat dicantumkan adalah
artikel dari wikipedia, internet non formal, journal/prosiding elektronik.
Untuk pustaka yang diperoleh melalui internet selain tahun terbit
dicantumkan pula Tanggal Akses.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum
memiliki urutan sebagai berikut :
Untuk buku teks:
Nama Pengarang, Judul Karangan (digarisbawahi / tebal / miring), Edisi,
Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
Untuk artikel dari jurnal ilmiah atau prosiding:
Nama Pengarang, “Judul Artikel”, Nama Jurnal Ilmiah/Prosiding
(digarisbawahi / tebal / miring), Nomor, Volume, Edisi, Penerbit, Kota,
Tahun, Halaman.
Contoh : Berikut adalah contoh penulisan pustaka berupa buku ([1], [2]) dan
jurnal ilmiah ([3]).
[1]. Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison
Willey Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts,
2004.
[2]. Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, Cetakan Pertama, PT.
Gunung Agung, Jakarta, 2005.
[3]. Cattell R.G.G. dan Skeen.J., “Object Operation Benchmark”. ACM
Trans. Database Systems, 17, 1992, pp. 1-31.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 8 FTI Gunadarma 2009
Untuk jurnal ilmiah, jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di
antara volume dan halaman, nama jurnal digarisbawah / tebal / miring,
seperti contoh berikut:
[4] Owsley, N. L., ”Sonar Array Processing”, Array Signal Processing, S.
Haykin, Ed, Englewood Cliffs, NJ:Prentice-Hall, 1985, Ch. 3, pp. 115-
193.
[5] Kchikech M. dan O. Togni, ”Approximation Algorithms for
Multicoloring Planar Graphs and Powers of Square and Triangular
Meshes”, Discrete Mathematics and Theoretical Computer Science,
Vol. 8, Nancy, France, 2006, pp. 159-172.
Contoh penulisan pustaka yang ditulis oleh lebih dari tiga penulis :
[6] Stoica, I., et al., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm
for Real-Time, Time-Shared Systems”, Proceedings Real-Time Systems
Symposium, IEEE Comp. Press, Desember, 1996, pp. 288 – 299.
Contoh penulisan pustaka yang diambil melalui Internet :
[7] Galagher, P. R. Jr., “A Guide To Understanding Audit In Trusted
System”, http://www.radium.nesc.mil/library/rainbow/NCSC-TG-001-
2.html, 1997, Tanggal Akses: 1 Juni 1988.
5. Pengutipan
Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu
diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup
dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sbb :
………………..(kutipan)…………………
[3]._ berarti kutipan diambil dari
buku ke tiga dari daftar pustaka.
- Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan
diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.
- Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi
diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada
bagian kiri.
6. Format Pengetikan
Kertas A4
Margin Atas 4 cm
Kiri 4 cm
Bawah 3 cm
Kanan 3 cm
Spasi Abstrak 1 spasi
Teks 1,5 spasi
Daftar Pustaka 1 spasi
Huruf Jenis Times New Roman
Petunjuk Penulisan Ilmiah 9 FTI Gunadarma 2009
Ukuran Huruf Judul Bab 14 pt – Bold
Judul Subbab 12 pt – Bold
Teks 12 pt – Normal
7. Hasil Tulisan / Kerja Praktek :
- Diseminarkan dengan membawa bahan/materi presentasi yang dibuat dalam
format file presentasi, baik dalam bentuk softcopy (disimpan dalam flashdisk/
CD) maupun dalam bentuk hardcopy (dicetak pada lembar plastik transparan)
- Dijilid berbentuk buku (4 eksemplar, boleh asli atau fotocopy) dengan jumlah
halaman paling sedikit 12 (dua belas) halaman tidak termasuk cover, halaman
judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka
- Diketik dengan menggunakan aplikasi pengolah kata legal atau open source
antara lain : Open Office, LaTeX, dsb.
- Dicetak dengan printer (dianjurkan dengan LASER PRINTER)
8. Ketentuan Isi CD Untuk PI yang Akan Diserahkan ke Perpustakaan
Mulai tahun 2003, untuk semua angkatan yang telah lulus sidang PI, file yang
diserahkan ke perpustakaan harus dalam format PDF (*.PDF). Dalam rangka
mengisi repository Universitas Gunadarma, file yang perlu diserahkan dibuat
dalam 2 format, yaitu file PDF yang terpisah (c.) dan file full PDF (nama
filenya : NPM.PDF).
Susunan Isi File Tulisan Ilmiah yang terpisah, terdiri dari :
1. COVER.pdf
2. LEMBAR PENGESAHAN.pdf file boleh terpisah atau dijadikan satu
3. KATA PENGANTAR.pdf
4. BAB I.pdf , …
5. BAB II.pdf, …… (file terpisah untuk setiap bab)
6. ABSTRAK.pdf
7. DAFTAR ISI.pdf
8. DAFTAR TABEL.pdf file boleh terpisah ataupun dijadikan satu
9. DAFTAR GAMBAR.pdf
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf
11. LAMPIRAN.pdf / LISTING PROGRAM.pdf
Ketentuan untuk versi HARD COVER .
Di punggung Hard Cover dituliskan/dicantumkan:
- Judul PI
- NPM
- Nama Mahasiswa
- Tahun Penulisan
Catatan:
- Ketentuan ini harap diperhatikan karena bila penyerahan dilakukan tidak
sesuai dengan ketentuan, maka PI Anda akan DITOLAK.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 10 FTI Gunadarma 2009
- Untuk mengonversi dokumen Microsoft Word gunakan program bantu lain
seperti Adobe Acrobat Distiller (www.adobe.com), CutePDF
(www.acrosoftware.com), dan lain-lain.
- Untuk dokumen OpenOffice, dapat menggunakan fitur built-in dari
program yang bersangkutan untuk meghasilkan dokumen PDF.
- Direkomendasikan untuk menggunakan LaTeX.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 11 FTI Gunadarma 2009
Contoh halaman judul
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TULISAN ILMIAH
PEMBUATAN APLIKASI PRODUK ‘BLOOP’ DISTRO DENGAN
MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MX
Nama : Aria Trisanjaya
NPM : 50404097
Jurusan : Teknik Informatika
Pembimbing : Fenni Agustina, SKom., MM.
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai
Gelar Setara Sarjana Muda
Jakarta
2008
Petunjuk Penulisan Ilmiah 12 FTI Gunadarma 2009
Contoh Pernyataan Originalitas dan Publikasi
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Aria Trisanjaya
NPM : 50404097
Judul PI : PEMBUATAN APLIKASI PRODUK ‘BLOOP’
DISTRO DENGAN MENGGUNAKAN
MACROMEDIA FLASH MX
Tanggal Sidang : 7 Januari 2008
Tanggal Lulus : 7 Januari 2008
menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat
dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam
bentuk apa pun telah mengikuti kaidah, etika yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.
Depok, 15 Februari 2008
Aria Trisanjaya
Petunjuk Penulisan Ilmiah 13 FTI Gunadarma 2009
Contoh Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
Judul PI :
Nama :
NPM :
NIRM :
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator PI
( _______________ ) ( __________________ )
Ketua Jurusan
( ____________________ )
Petunjuk Penulisan Ilmiah 14 FTI Gunadarma 2009
Contoh Penulisan Abstraksi
ABSTRAKSI
Djoko Dwinanto.50497666
SISTEM INFORMASI LIGA PERANCIS MELALUI VISUALISASI
MULTIMEDIA
PI. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Gunadarma, 2001
Kata Kunci : Sistem, Visualisasi, Multimedia
(x + 62 + lampiran)
Abstrak merupakan pemadatan dari hasil penelitian / tulisan. Ditulis 1 spasi
dengan jumlah maksimum 200 kata (maksimum 1 halaman). Isi abstrak mencakup
tujuan atau pertanyaan yang ingin dijawab oleh peneliti, metode penelitian /
penulisan, dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………
Daftar Pustaka (1995-2000)
Petunjuk Penulisan Ilmiah 15 FTI Gunadarma 2009
Contoh Daftar Isi :
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ………………… i
Pernyataan Originalitas dan Publikasi ………………… ii
Lembar Pengesahan ………………… iii
Abstraksi ………………… iv
Kata Pengantar ………………… v
Daftar Isi ………………… vi
Daftar Tabel ………………… vii
Daftar Gambar ………………… viii
Daftar Lampiran ………………… ix
BAB 1 PENDAHULUAN ………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………… 1
………..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………… 10
2.1. ……… ………………… 11
BAB 3 ANALISA DAN PEMBAHASAN ………………… 25
……….
BAB 4 PENUTUP ………………… 50
DAFTAR PUSTAKA ………………… 52
DAFTAR SIMBOL ………………… 53
LAMPIRAN ………………… 54
vi
Petunjuk Penulisan Ilmiah 16 FTI Gunadarma 2009
Contoh Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jembatan Konigsberg ………………… 15
Gambar 2.2. Graf A ………………… 18
Gambar 3.1. Diagram Blok ………………… 25
Contoh Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Koefisien Pengukuran ………………… 19
Tabel 2.2. Daftar Variabel ………………… 20
Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Pertama ………………… 33
Contoh Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Listing Program ………………… 56
Lampiran 2. Tampilan Antar Muka Input ………………… 67
Petunjuk Penulisan Ilmiah 17 FTI Gunadarma 2009
Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cattell R.G.G. dan Skeen J., “Object Operation Benchmark”, ACM Trans.
Database Systems, Vol. 17, 1992, pp. 1-31.
[2] Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6
th
ed, Addison Willey
Publishing Wesley Publishing Wesley Company, Inc, Reading Massachusetts,
1995.
[3] Galagher, P.R. Jr., “A Guide To Understanding Audit In Trusted System”,
http://www.radium.nesc.mil/library/rainbow/NCSC-TG-001-2.html, 1997,
Tanggal Akses: 1 Juni 1988
[4] Kchikech M. dan O. Togni, ”Approximation Algorithms for Multicoloring
Planar Graphs and Powers of Square and Triangular Meshes”, Discrete
Mathematics and Theoretical Computer Science, Vol. 8, Springer, Nancy,
France, 2006, pp. 159-172.
[5] Kimball, R., Data Warehouse Toolkit, John Wiley & Son, Inc., Toronto,
1996.
[6] N.L. Owsley, “Sonar Array Processing”, Array Signal Processing, S. Haykin,
Ed., Englewood Cliffs, NJ:Prentice_Hall, 1985, Ch.. 3, pp.115-193.
[7] Pearl, J. dan Kim J.H., “Studies in Semi-Admissible Heuristics”, IEEE Trans.
Pattern Analysis and Machine Intelligence, Vol. 4, 1982, pp. 392 -399.
[8] Stoica, I., et al., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm for
Real-Time, Time-Shared Systems”, Proceedings Real Time Systems
Symposium, IEEE Comp. Press, Desember 1996, pp. 288 -299.
IHWAL TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Oleh Agus Nero Sofyan
1. Pembuka
Dalam paparan ini akan dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penulisan
karya ilmiah, yaitu konvensi, sistematika, pengutipan, dan daftar pustaka.
2. Konvensi Naskah Karya Ilmiah
Dalam konvensi naskah karya ilmiah, misalnya, dalam bahasa Indonesia dibicarakan
definisi dan aspeknya.
2.1 Definisi
Konvensi naskah karya ilmiah ialah peraturan atau aturan yang telah disepakati bersama
oleh suatu lembaga atau beberapa lembaga tertentu yang menyangkut seperangkat cara dan
bahan yang digunakan.
Catatan: Pada prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansi memiliki konvensi karya ilmiah
yang sama.
2.2 Aspek
Aspek-aspek konvensi karya ilmiah ialah hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama
dalam penulisan karya ilmiah.
Aspek-aspek tersebut meliputi hal berikut:
a. bentuk karangan,
b. bagian-bagian karangan,
c. bahan dan jumlah halaman,
d. perwajahan,
e. penomoran, dan
f. penyajian.
A. Bentuk Karangan Ilmiah
Bentuk karangan ilmiah di sini identik dengan jenis karya tulis keilmuan yaitu makalah,
laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
bentuk-bentuk karangan ilmiah berikut.
1. Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau topik dan dibahas
berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
2. Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan
menyajikan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
3. Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. langsung
(observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan).
4. Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan
pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya
ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
5. Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah
ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
B. Bagian-Bagian Tulisan Ilmiah
Bagian-bagian karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapan awal, kelengkapan isi, dan
kelengkapan akhir. Kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan,
halaman persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata pengantar, daftar
tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta daftar singkatan dan lambang. Kelengkapan isi
meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja),
pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis,
penulisan indeks, dan lampiran.
C. Bahan dan Jumlah Halaman
Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS A-4 dan tinta
hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah minimal 10 halaman, laporan praktik kerja 40,
skripsi 60, tesis 80, dan disertasi 250 halaman.
D. Perwajahan
Perwajahan ialah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah dan aturan penulisan. Dari
perwajahan ini, akan dimunculkan tampilan atau format penulisan karya ilmiah, yaitu ukuran
kertas, huruf yang dipakai, spasi, tepi batas (pias).
E. Penomoran
Dalam memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.
1. Romawi Kecil
Penomoran dengan angka Romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, serta daftar singkatan dan lambang.
Contoh:
2. Romawi Besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab
teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
Contoh:
3. Penomoran dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai dari bab I sampai dengan daftar pustaka
(termasuk riwayat hidup dan lampiran).
4. Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau
berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan
atas.
Contoh:
5. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka Arab menggunakan sistem digital. Angka terakhir
dalam sistem digital tidak diberikan titik, misalnya, 1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2
Peranan Bahasa dalam Pembangunan. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik,
misalnya, 1. Pendahuluan 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran
sistem digital antara angka Arab dan huruf, harus dicantumkan titik, misalnya, 3.2.2.a.
Contoh:
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
E. Penyajian
Penyajian dalam penulisan karya ilmiah ialah cara-cara menerapkan aturan penulisan,
pengutipan, penulisan daftar pustaka, dan konvensi. Dengan kata lain, penyajian meliputi
seperangkat bentuk penyajian karya ilmiah secara utuh (mulai dari jilid sampai dengan
lampiran).
3. Sistematika Tulisan Ilmiah
Sistematika karya ilmiah ialah aturan meletakkan bagian-bagian karanga ilmiah (bagian
mana yang harus didahulukan dan bagian mana yang harus dikemudiankan)
3.1 Bagian Pembuka
Bagian pembuka meliputi kulit luar (jilid), halaman judul, pengesahan, persembahan,
abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), daftar isi, daftar tabel dan grafik, serta daftar
singkatan dan lambang, dan lampiran.
A. Judul Karangan (Kulit Luar)
Dalam kulit luar, harus dicantumkan judul karangan (dengan subjudul, bila ada), nama
karangan ilmiah, keperluan penyusunan, penyusun dan NPM, logo, nama lembaga pendidikan
(jurusan, fakultas, universitas), kota, dan tahun penyusunan.
a. judul tulisan:
KOMBINASI AFIKS ME(N)-KAN DAN ME(N)-I DALAM BAHASA INDONESIA:
KAJIAN FUNGSI DAN NOSI
b. nama bentuk tulisan ilmiah:
Dicantumkan jenis karangan ilmiah, misalnya, MAKALAH, LAPORAN PRAKTIK
KERJA, SKRIPSI, TESIS, atau DISERTASI yang ditulis dengan huruf kapital dan dicetak
tebal.
c. tujuan penulisan:
Tujuan penulisan ditulis dengan memakai huruf kecil kecuali nama mata kuliah,
kegiatan, dan nama jurusan. (ditulis di tengah-tengah).
Contoh:
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Morfologi Bahasa Indonesia I
diajukan untuk dipertahankan dalam ujian Sidang Sarjana Sastra Indonesia
atau
disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti kuliah sintaksis Bahasa Indonesia pada Program
Studi Sastra Indonesia
d. dilengkapi dengan nama dosen pembina:
Dosen Pembina
Prof. Dr. J.S. Badudu
e. nama penulis:
Dicantumkan nama penyusun dan NPM yang didahului kata Oleh atau Disusun oleh
Oleh
Tubagus Ahmad Soebagja
HIA81029
f. Logo:
Logo lembaga pendidikan dengan diameter 4 cm disimpan di tengah.
g. nama lembaga:
Dicantumkan nama jurusan, fakultas, universitas atau sekolah tinggi.
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
h. tempat dan waktu:
Dicantumkan tempat dan waktu pada saat tulisan ilmiah itu diselesaikan.
BANDUNG
1986
B. Halaman Judul
Halaman judul sama (identik) dengan kulit luar (jilid), tetapi dituangkan dalam kertas A-
4 atau kertas jeruk.
C. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ialah halaman khusus dalam karya ilmiah yang berisikan judul
karangan, nama penyusun, NPM, pembimbing utama, pembimbing pendamping, diketahui ketua
jurusan, dan disahkan oleh dekan.
D. Halaman Persembahan
Lembaran ini bersifat subjektif. Artinya, isinya bebas bergantung kepada “keinginan
penulis”. Biasanya berisikan ayat-ayat suci agama. Persembahan disajikan untuk orang-orang
terdekat (ibu, bapak, kakak, adik, istri, suami, atau anak).
E. Abstrak
Abstrak mencerminkan seluruh isi karangan dengan mengungkapkan berikut: judul
karangan, metode penelitian, sumber data, kerangka teori, masalah yang dibahas, dan hasil yang
dicapai. Abstrak ini disajikan dengan jarak satu spasi dan ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa
Indonesia dan Inggris. Jumlah kata dalam abstrak berkisar 200—500 kata.
F. Kata Pengantar
Kata pengantar dalam karya ilmiah, misalnya, skripsi berisikan hal-hal berikut: puji
syukur kepada Tuhan, judul karangan, tujuan penulisan, ucapan terima kasih, tanggung jawab
ilmiah penulis, dan titimangsa.
G. Tabel
Tulisan ilmiah yang lengkap, selain menganalisis data dengan saksama, juga
mencantumkan tabel yang merupakan gambaran analisis data (bila diperlukan). Nama tabel
diberikan nomor dengan angka Arab dan ditulis dengan memakai huruf kapital pada awal kata
kecuali preposisi dan konjungsi yang bukan di awal.
Contoh:
Tabel 1 Fungsi Kombinasi Afiks Me(N)-Kan………………………………………………………………35
Tabel 2 Fungsi Kombinasi Afiks Me(N)-I………………………………………………………………43
Daftar Gambar/Grafik/Bagan
Daftar grafik/gambar/bagan pada dasarnya sama dengan penulisan daftar tabel.
H. Daftar Singkatan dan Lambang
Tidak ada aturan yang menetapkan bahwa penulisan lambang dan singkatan harus
memakai huruf kapital atau tidak. Ketentuan mengenai bentuk singkatan atau lambang
bergantung pada keinginan penulis. Namun, hal yang perlu dipahami dalam penulisan daftar
singkatan itu harus konsisten.
I. Lampiran
Dalam lampiran diinformasikan tentang kelengkapan penelitian, misalnya, angket
pedoman wawancara, foto, peta lokasi, dan sumber data.
3.2 Bagian Isi
Bagian isi ialah bagian inti dalam karya ilmiah yang meliputi bab pendahuluan, bab
landasan teoretis, bab objek lokasi penelitian (khusus praktik kerja), bab pembahasan (analisis
data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi merupakan penelitian si penulis.
Bab pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi karangan ilmiah. Bab ini
juga memuat landasan kerja dan arahan dalam penyusunan karangan ilmiah.
Pada bagian ini, diuraikan (a) masalah yang akan diteliti, (b) contoh masalah, (c)
penjelasan tentang dipilihnya masalah ini bagi penulis atau pun bagi orang lain, dan (d)
argumentasi yang logis antara data (realitas) dan teori (harapan).
Identifikasi masalah merupakan garis besar yang akan diteliti atau diuraikan. Identifikasi
masalah ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Akan tetapi, pembatasan masalah merupakan
bagian yang menyempitkan atau membatasi pokok permasalahan sehingga kajian tidak terlalu
luas dan abstrak.
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan dalam penelitian
ini (harus sejalan dengan identifikasi masalah), sedangkan kegunaan penelitian merupakan
penegasan tentang manfaat yang akan dicapai baik secara teoretis maupun secara praktis.
Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori (dari para ahli) yang dijadikan dasar untuk
menganalisis data.
Penelitian ilmiah harus menerapkan metode dan teknik penelitian. Metode penelitian
ialah seperangkat alat yang tersusun secara sistematis dan logis, sedangkan teknik penelitian
ialah tata cara melakukan setiap langkah-langkah metode penelitian.
Lokasi penelitian ialah tempat penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat
dilakukan dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.
Penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data. Sumber data ini
merupakan bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku, misalnya, novel, majalah,
surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut harus dicantumkan. Jika sumber data itu
banyak dan beragam, dapat digunakan sampel dan populasi.
B. Kajian Teori
Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori atau pendapat-pendapat yang relevan dengan
masalah yang dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian terdahulu dapat
melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan
alasan-alasan yang logis. Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima, mempertanyakan,
atau menguatkan teori yang sudah ada.
Teori yang dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian yang mutahir
dengan berusia lima tahun ke belakang, tetapi jika teori lama masih relevan, pendapat tersebut
masih bisa dipakai.
C. Objek Penelitian
Dalam bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek penelitian secara singkat
(bergantung pada kebutuhan penelitian).
Hal hal yang perlu dijelaskan dalam bab ini, yaitu (a) sejarah objek penelitian, (b)
struktruk organisasi, dan (c) kegiatan objek penelitian.
D. Pembahasan (Analisis Data)
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah
karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).
E. Penutup
Bab penutup meliputi dua bagian, yaitu simpulan dan saran.
Simpulan ini ialah bentuk singkat dari uraian yang dibahas pada bab analisis data.
Simpulan ini pun merupakan jawaban atas pembatasan masalah dan tujuan penelitian.
Saran merupakan informasi untuk ditindaklanjuti oleh pembaca bila akan mengadakan
penelitian lanjutan.
Catatan: Saran ini bukan merupakan saran peneliti atau penulis pada objek penelitian atau
instansi tertentu. Saran ini ditujukan untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Artinya, masih ada celah lain dari penelitian ini yang belum tergarap sehingga dapat diteliti oleh
pembaca.
F. Bagian Akhir
Bagian akhir atau kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, daftar kamus, daftar riwayat
hidup, indeks, dan lampiran.
Satu di antara yang harus ada (mutlak) dalam tulisan karangan ilmiah ialah adanya
sumber acuan dan daftar pustaka. Dengan adanya daftar pustaka, pembaca bisa mengetahui
sumber acuan yang menjadi landasan dalam pengkajian.
Daftar kamus harus dibedakan dengan daftar pustaka.
Daftar riwayat hidup berisikan biodata penulis yang lengkap, yaitu identitas, pendidikan,
prestasi, dan pengalaman.
Indeks merupakan daftar istilah atau kosakata khusus dalam karya ilmiah yang disusun
secara alfabetis dan diberikan penunjukan halaman tertentu.
Lampiran berisikan hal-hal yang mendukung penulisan karangan ilmiah. Isi lampiran
bergantung kepada kebutuhan penulisan, misalnya, acuan wawancara, angket, surat izin
penelitian, dan data penelitian.
4. Pengutipan dalam Tulisan Ilmiah
Pengutipan ialah proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin ilmu tertentu baik
langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah.
Hasil pengutipan karya ilmiah disebut kutipan.
Fungsi kutipan ialah (a) bukti untuk menunjang pendapat penulis, (b) bukti tanggung jawab
penulis, dan (c) bukti bahwa tulisan itu ilmiah.
Jenis-jenis Kutipan
Pada dasarnya, kutipan dalam karya ilmiah itu dibagi atas dua jenis, yaitu kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara utuh atau lengkap
baik itu berupa frase atau kalimat. Kutipan langsung dapat dibedakan pula atas kutipan langsung
yang kurang atau sama dengan empat baris dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris.
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli tidak secara utuh.
Penulis menulis intinya atau topiknya saja, lalu dikembangkan dengan pendapat penulis.
Teknik Pengutipan
Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut:
1. kutipan ditulis langsung dengan teks;
2. spasi kutipan ialah 2 spasi;
3. memakai tanda petik dua di awal dan di akhir
kutipan;
4. awal kutipan memakai huruf kapital;
5. diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun
terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat
disajikan di awal atau di akhir kutipan.
Contoh: —————————-teks————————————
————————————————————————————
“………………………………………………….……………………
………………………………………………kutipan……………….
…………………………” (Badudu, 1994: 56).
—————————————————————teks————–
———————————————————————–
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. dipisahkan dari teks 2,5 spasi;
2. spasi dalam kutipan 1 spasi;
3. memakai tanda petik dua atau pun tidak
(opsional);
4. semua kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari
sebelah kiri teks;
5. awal kutipan memakai huruf kapital;
6. diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun
terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat
disajikan di awal atau di akhir kutipan.
2 Spasi
Kutipan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. kutipan disatukan dengan teks;
2. spasi kutipan 2 spasi;
3. tidak memakai tanda petik dua;
4. menggunakan ungkapan, misalnya,
mengatakan bahwa, menyatakan bahwa,
mengemukakan bahwa, berpendapat bahwa;
5. mencantumkan nama akhir pengarang (marga),
tahun, dan halaman.
Selain tekniknya, juga harus diperhatikan Prinsip-prinsip dasar dalam pengutipan ialah
sebagai berikut.
a. Dalam kutipan tidak dibenarkan mencantumkan judul buku.
b. Nama marga, tahun terbit, dan halaman buku selalu berdekatan.
c. Kutipan tidak dibenarkan dicetak tebal atau dihitamkan.
d. Kutipan dalam bahasa asing atau bahasa daerah harus dicetak miring.
e. Jika nama pengarang ada dua, nama akhir (marga) kedua pengarang itu ditulis. Misalnya: J.S.
Badudu dan M. Ramlan menjadi Badudu dan Ramlan.
f. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama akhir pengarang pertama yang ditulis dan
diikuti dkk. Misalnya: J.S.Badudu, M. Ramlan, Gorys Keraf menjadi Badudu, dkk.
g. Apabila kutipan itu dirasakan terlalu panjang, penulis boleh mengambil bagian intinya saja
dengan teknik memakai tanda elipsis […------------------------------ (Badudu, 1994:45)….],
tetapi tidak boleh mengubah atau menggeserkan makna atau pesannya.
h. Jika kutipan berupa pendapat ahli yang berasal dari kutipan yang lain, bentuk penyajiannya
ialah Menurut Badudu (dalam Djajasudarma, 1993: 56) bahwa ….
5. Daftar Pustaka
Daftar putaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya, makalah
atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah
nama marga pengarang dikedepankan).
Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat
kabar, internet, dan orasi dalam karya ilmiah;
b. berisikan nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit,
cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat
terbit.
Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:
a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari
karya ilmiah sebelumnya;
c. merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Teknik penulisan daftar pustaka ialah berikut:
a. nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang dikedepankan, yaitu nama
marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh koma;
b. setelah itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;
c. bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi
Salim, Emil dan Philip Kotler
d. jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan diikuti
oleh dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad
Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil.
dkk.
e. bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah yang ditulis; bila tidak
ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
f. gelar akademik pengarang tidak dicantumkan;
g. judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik
atau tulisan tangan;
h. judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik
dua;
i. bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;
j. jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis
sesudah edisi;
k. spasi dalam daftar pustaka satu spasi;
l. perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.
m. bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau selanjutnya
dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
n. jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang ditulis satu
kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis panjang;
o. bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang, urutan
penulisannya berdasarkan tahun terbit;
p. bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam
tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb.
Bentuk Pertama
perhatikan urutan penulisan;
nama marga dan nama kecil, (dipisahkan koma), (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri
titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama
tempat (diakhiri titik dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Cetakan III.Bandung: Eresco.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam PELLBA 2.
Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.
Bentuk Kedua
Djajasudarma, T. Fatimah
1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
1993b Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.
5. Penutup
Banyak formalitas penulisan karya ilmiah yang bersifat teknis yang harus diikuti oleh
para penulis/ peneliti agar format keilmuannya dapat dipertanggungjawabkan.
Pustaka Acuan
Arifin, E. Zaenal, 1991. Penulisan Karya Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
Brotowijdoyo, Mukayat D., 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Effendi, S., 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Bahasa.
Keraf, Gorys, 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Djajasudarma, T. Fatimah, 1993, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Bandung : PT Eresco.
Moeliono, Anton. 1980. “Bahasa Indonesia dan Ragam-Ragamnya” dalam Pembinaan Bahasa
Indonesia I, Nomor 1: 15 s.d. 33.
Sudaryanto. 1998. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Komentar