Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMUDA MUSLIM YANG CERMAT”


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Rahman dan Maha Rahim yang senantiasa memberikan bimbingan petunjuk-Nya kepada kita semua untuk menuju jalan-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan kita yakni Habibana Wanabiyyana Wa Maulana Muhammad SAW.
            Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMUDA MUSLIM YANG CERMAT”. Penulis ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah memberi arahan kepada penulis, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini.
            Penulis menyadari bahwa  Karya Tulis Ilmiah ini terdapat kekurangan dalam penulisannya, baik dari teknik penulisan, metodologi, maupun substansinya, sehingga penulis menghimbau masukannya dan kritikannya demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
                                   
                        Karawang, 09 November 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........ . . .       i
Daftar Isi  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ................      ii

BAB I      PENDAHULUAN . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .  . . .. . . . . . . . . .     1
A.    Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .      1
B.     Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..      2    

BAB II    PEMUDA MUSLIM YANG CERMAT ..................................        3
1.      Pengertian Pemuda Muslim Yang CERMAT . .  . . . . . . . . .        3
1.1    Pengertian Pemuda Muslim . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .        3
1.2    Pengertian Pemuda Muslim Yang Cerdas . . . . . . .  .. . .        3
1.3    Pengertian Pemuda Muslim Yang Mandiri . . . . . . . . . .        5
1.4    Pengertian Pemuda Muslim Yang Amanah dan Taqwa ..      6
2.      Upaya Menjadi Pemuda Muslim Yang CERMAT . . . . . . . . .      7
2.1    Upaya Menjadi Pemuda Muslim Yang Cerdas . . . ... . . .      7
2.2    Upaya Menjadi Pemuda Muslim Yang Mandiri . . . . . ...       9
2.3    Upaya Menjadi Pemuda Muslim Yang Amanah Dan Taqwa 10 
3.      Pentingnya Memiliki Kepribadian CERMAT . . . . . . . . . . . .       11
3.1    Pentingnya Memiliki Kepribadian Yang Cerdas . . . . . . .      11
3.2    Pentingnya Memiliki Kepribadian Yang Mandiri . . . . . .      12
3.3    Pentingnya Memiliki Kepribadian Yang Amanah dan Taqwa 12

BAB III   PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  14
A.    Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  14
B.     Saran-Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  14
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang masalah
Usia muda adalah usia yang memiliki fisik prima, akal sehat, keingintahuan yang tinggi, dan semangat kuat, namun belum memiliki pengalaman yang cukup. Pemuda memiliki hasrat yang tinggi untuk melakukan suatu perubahan, hal ini membawa dampak pemuda berpotensi untuk membuat kebijakan, dan juga potensial untuk membuat keonaran. Jika di kembangkan kearah positif, maka para pemuda dapat menjadi asset yang berharga bagi bangsa maupun umatnya. Meski demikian, perlu juga diwaspadai, masa muda adalah masa dimana segala gejolak dan rasa mencapai puncaknya. Hasrat dan keinginan bergejolak dahsyat dalam jiwa. Godaan dan dorongan nafsu mendesak sangat kuat. Sehingga peluang untuk tergelincir pada lembah kemaksiatatn terbuka lebar, sebagaimana peluang menuju kesuksesanpun terhampar di depan mata. Pemuda sejatinya adalah orang muda sebagai generasi penerus dari golongan yang tua, dan sebagai harapan bangsa. Pemuda adalah para remaja, pelajar, mahasiswa, dan lain sebagainya, yang tentunya memiliki jiwa yang muda. Namun, seperti apakah pemuda islam itu?
Menjadi sosok pemuda muslim yang ideal yang menjadi harapan Bangsa dan Negara tidaklah mudah. Jiwa muda yang berkembang dalam diri para pemuda ini menyebabkan terkadang mereka terbawa arus perubahan zaman. Namun demikian, agama islam memerintahkan agar kita mempersiapkan generasi muda penerus dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi tantangan zaman, maka diperlukan pemuda muslim yang menjadi harapan umat dan bangsa.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan judul Karya Tulis Ilmiah tersebut di atas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan pemuda yang cerdas?
2.      Bagaimana cara menjadi pemuda yang cermat?
3.      Mengapa pemuda muslim Indonesia harus memiliki karakter CERMAT (Cerdas, Mandiri, Amanah, dan Taqwa)


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Pemuda Muslim yang CERMAT (Cerdas, Mandiri, Amanah, dan Taqwa)
1.1  Pengertian Pemuda Muslim
Pemuda adalah usia muda antara 13-19 tahun atau mulai dewasa. Sedangkan muslim adalah orang-orang yang beragama Islam disebut muslim. Jadi pemuda muslim ialah seseorang yang telah berumur antara 13-19  tahun yang beragama Islam yang telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Allah SWT. Seseorang yang baru melangkah pada tingkatan muslim terendah, yaitu seseorang dalam rangking manusia berkualitas. Karakteristik seorang pemuda muslim ialah yang telah meyakini kebenaran dan berusaha untuk mengikuti jalan kebenaran itu, tapi dalam praktek dia belum tangguh karena dia masih menyepelekan hal-hal yang kecil.

1.2  Pengertian Pemuda Muslim yang Cerdas
Muslim yang cerdas adalah seseorang yang bisa membedakan antara hak dan batil. Dalam cakupan ini, cerdas bukan hanya dalam intelektualnya saja, tetapi harus cerdas dalam emosional dan spiritualnya juga.
Jadi, cerdas dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
a.       Cerdas Intelektual
Cerdas Intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika, dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan mengelola informasi, menjadi fakta. Informasi bisa di dapat lewat pendengaran, penglihatan, atau penciuman yang biasa disebut berfikir. Jadi. Pemuda muslim juga harus berfikir mengenai agamanya yaitu harus bisa membedakan antara yang diperbolehkan agama dan yang dilarang oleh agama.
b.      Cerdas Emosional
Cerdas Emosional yaitu mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, dan juga untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi, jadi saat masalah menghampiri seseorang, maka orang itu tidak boleh memendam perasaannya sendiri. Itu semua untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, agar bisa mengatur suasana hati dan menjaga agar tidak melumpuhkan. Kebanyakan para pemuda sekarang kurang bisa mengatur emosinya, sehingga mereka sering melakukan hal-hal yang negatif. Bahkan ada juga pemuda muslim yang seperti itu, padahal hal tersebut dilarang oleh agama. Pemuda muslim tidak boleh berputus asa, hal itu sangat di benci oleh Allah SWT.
c.       Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan Spiritual dalam bahasa etimologi adalah kecerdasan berkonotasi dengan intelektualitas, dalam berbagai refrensi intelektualitas mengandung arti cerdas, pintas, dan mempunyai keilmuan. Sedangkan spiritual ialah sebuah wujud penjiwaan seseorang dalam memaknai sebuah arti hidup dan kehidupan dalam kaitannya dengan Allah. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang masalah spiritualisasi di samping persoalan zakat. Spiritualisasi ialah tujuan hidup utama orang yang bertaqwa dan penentu bagi keselamatan manusia di dunia ataupun akhirat.
1.3  Pengertian Pemuda Muslim yang Mandiri
Pemuda muslim yang mandiri adalah pemuda yang mampu berdiri  sendiri. Berdiri sendiri disini artinya, mampu mengerjakan sesuatu dengan sendiri artinya bisa meyelesaikan masalah secara baik, bisa membantu orang tua semampu kita artinya tidak menyusahkan orang tua, dan lain sebagainya. Pemuda muslim tidak boleh bermanja-manja, apalagi menyusahkan orang lain. Apakah seorang muslim juga harus Mandiri? Pertanyaan itu tentu sangat terjawab singkat, yaitu tentu harus. Karena Allah SWT mencintai dan menyayangi umatnya yang selalu mandiri dalam kesehariannya. Bahkan untuk meraih cita-citapun kita harus mandiri, yaitu menyusun dari sekarang apa yang akan kita tuju setelah tamat dari Sekolah Dasar, kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan itu harus sudah di tata oleh kepribadian masing-masing, karena kalau tidak kita bisa tersesat di pertengahan jalan. Selaku pemuda muslim kemandirian harus tertuang dalam karakter perorangan. Mandiri juga bisa mengandung sikap kreatif artinya mandiri mengerjakan sesuatu oleh hasil karya sendiri, dan karya itu pasti mengandung sesuatu hal yang istimewa dan muncul dari pikiran kita.
Tentang Gerakan Mandiri harus didukung oleh para pemuda karena kalau bukan kita sebagai generasi penerus siapa lagi? Gerakan Mandiri bangsa harus kita dukung bersama-sama agar bisa meraih masa depan yang tinggi.  Kesuksesan dan kemulaiaan adalah hasil dari sikap kita yang telah mencerminkan sikap Mandiri. Setiap orang harus bisa bersinergi dan mempunyai jiwa Mandiri.Kita harus Mandiri karena agar kita tak menjadi beban untuk oranglain. Inilah yang disebut intangible asset, yang di latih sejak dini hingga akhirnya bisa mencari keputusan yang baik.
1.4   Pengertian Pemuda Muslim yang Amanah dan Taqwa
Amanah ialah dapat dipercaya, sesuai dengan sifat wajib yang ada pada diri Rasul. Seorang Rasul selalu dipercaya oleh umatnya, karena Rasul tidak pernah mengkhianati orang yang telah percaya padanya. Apabila ada seseorang yang telah yakin percaya pada kita, maka kepercayaan itu tak boleh kita khianati, karena Allah SWT tentu sangat membenci kepada umat nya yang berkhianat.
Dilihat dari sifat Rasul, yang Amanah maka dari itu para pemuda muslim harus bisa mencontoh sifat Amanah ini dalam kehidupan sehari-harinya, agar  dipercaya oleh orang lain. Dan sebaliknya Seseorang yang berkhianat pasti di jauhi oleh orang lain, karena tidak ada orang yang mau berteman dengan seorang pengkhianat. Hal ini tidak boleh terjadi pada diri seorang pemuda muslim, karena berkhianat merupakan ciri-ciri orang yang munafik. Salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menerapkan sifat Amanah, yaitu bila kita sebagai Pelajar kemudian kita diberi kepercayaan oleh guru kita untuk menjaga suasana kelas yang tenang selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, berarti kita harus membuat suasana kelas pada saat pembelajaran menjadi lebih tenang dan tidak boleh membuat suasana menjadi lebih kacau.
Taqwa ialah menjalankan segala sesuatu yang diperintahkan oleh  Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Pemuda muslim yang taqwa biasanya cenderung mengajak para pemuda muslim lainnya ke arah yang positif atau biasa disebut dengan sifat Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Seorang pemuda muslim yang menerapkan sifat terpuji ini dalam kesehariannya pasti akan medapat masa depan yang cerah, Insa Allah.
Sesungguhnya pemuda yang bertaqwa kepada Allah lebih disayangi Allah daripada orang tua yang bertaqwa.

2.      Upaya Menjadi Pemuda yang CERMAT (Cerdas, Mandiri, Amanah, dan Taqwa)
2.1  Upaya Menjadi Pemuda Muslim yang Cerdas
Tugas orang tua yang terpenting adalah mendidik putra, putrinya. Pendidikan yang diberikan semestinya tidak berhenti di tengah jalan. Pendidikan tersebut harus berlangsung seumur hidup (dengan prinsip Long Life Aducation). Pendidikan yang diberikan hendaklah dilandaskan pada asas keagamaan. Contoh seorang suami dalam menafkahi keluarganya hendaknya memberikan nafkah atau materi yang halal. Karena dari materi tersebut akan menjadi makanan yang dikonsumsi oleh keluarganya. Makanan yang dikonsumsi serta halal oleh istrinya atau oleh keluarganya akan membekas pada ESQ dan IQ anak. Jadi, untuk membentuk pemuda muslim menjadi cerdas melalui beberapa tahap.
2.1.1      Tanggung Jawab Orang Tua
Yaitu melalui tahapanpemberian makanan yang halal, menjaga kandungan dengan memperdengarkan musik-musik religi, membaca Al-Qur’an dengan hikmat dan syahdu, mengadzani dan mengiqamahkan bayi lahir, dan memberi nama yang baik. Tidak cukup sampai disitu, tugas orang tua harus memilih lembaga pendidikan yang baik dan cocok bagi anaknya sampai dia berusia remaja (bisa menentukan pilihannya sendiri).
2.1.2        Tanggung Jawab Pemuda Itu Sendiri
Setelah usia remaja menjelang dewasa biasanya seorang anak dapat menentukan pilihannya dan bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk (yang hak dan yang batil). Hendaknya para remaja/pemuda harus sudah bisa memfilter dalam memilah dan memilih teman sepergaulan.
a.       Teman di Sekolah
Tidak semua siswa-siswi/murid di sekolah baik semuanya dalam bergaul karena ada saja beberapa siswa dalam temuan di lapangan sering melanggar aturan sekolah, tidak menghormati sesama teman, tidak menghormati guru bahkan sampai pada  puncak perkelahian antar pelajar (tawuran pelajar).
b.      Teman di Lingkungan Masyarakat
Banyak peneliti yang mempresentasikan pengaruh lingkungan membawa dampak yang cukup besar pada perkembangan individu. Perkembangan/dampak tersebut bisa positif dan negatif. Oleh karenanya, seorang remaja/pemuda harus dapat memilih mana pergaulan yang menunjang kecerdasan ESQ dan IQ nya dan pergaulan yang merugikan ‘Emotional Spiritual Quotient and Intelegent Quetient’. Dengan demikian pemuda yang cerdas adalah pemuda yang pandai memilih teman dan lingkungan pergaulanyang tepat dan menjadi penunjang ESQ dan IQ nya.

2.2  Upaya Menjadi Pemuda Muslim yang Mandiri
Kebanyakan para pemuda sekarang mendefinisikan bahwa masa muda adalah waktu untuk berfoya-foya untuk bersenang-senang. Dan adapula yang mengatakan bahwa “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga”. Inilah guyonan sebagian pemuda. Bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan shaleh, lalu mati masuk surga? Sungguh hal ini dapat dikatakan sangatlah mustahil karena untuk masuk surga pastilah ada sebab dan tidak mungkin hanya dengan foya-foya seperti itu.
Untuk menjadi pemuda muslim yang mandiri bisa dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain, mengikuti kegiatan di sekolah seperti, aktif dalam kegiatan gerakan Pramuka, Paskibra, PMR, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan itu kita diajarkan menjadi pelajar yang mandiri, dalam berbagai hal, seperti :
2.2.1      Kegiatan Pramuka. Dengan kegiatan tersebut di dalamnya kita diuji untuk disiplin, bertanggung jawab, dan percaya diri.
2.2.2     Kegiatan Paskibra. Dengan kegiatan tersebut kita diuji dengan melakukan pelatihan pelatihan yang menguji mental dan fisik.
2.2.3     Kegiatan PMR. Dengan kegiatan tersebut kita dilatih menjadi sosok pelajar yang mampu membantu teman kita yang sedang sakit, mengobati teman yang terluka, dsb.

2.3  Upaya Menjadi Pemuda Muslim yang Amanah  dan Taqwa
Selaku kaum muslimin dan muslimat telah diberikan satu landasan berfikir dan berpijak, mengambil hikmah dan keteladanan para pemuda yang tercantum dalam Al-Qur’an, sehingga ditidurkan para pemuda oleh Allah untuk memperlihatkan kekuasaan-Nya menghidupkan kembali pemuda yang sudah ditidurkan selama 309 tahun, dan sebagai bukti bagi Allah adanya hari akhir dari segala kehidupan dunia.
Al-Qur’an menginformasikan bahwa generasi muda dapat mewujudkan generasi yang senantiasa beramanah dan bertaqwa yang mencari keridaan Allah SWT ‘1. Untuk menjadi pemuda muslim yang amanah dan taqwa tentulah tidak mudah, karena harus dengan niat yang ikhlas karenaem tanpa niat segala usaha yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Kemudian cara lainnya bisa dengan senantiasa memegang erat kitab Allah SWT. Artinya, untuk melakukan hal itu kita bisa melihat atau mencari di dalam Al-Qur’an maupun Hadits yang tertulis.

3.      Pentingnya Memiliki Kepribadian Cermat (Cermat, Mandiri, Amanah, dan Taqwa) Bagi Pemuda Muslim Indonesia
3.1  Pentingnya Memiliki Kepribadian Cerdas
Menjamin istilah Dr. Ali Saryati, “Seorang intelektual muslim, yang mengatakan bahwa: manusia adalah makhluk dimensi yang membutuhkan penyelarasan, kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat”2. Oleh sebab itu, remaja atau pemuda harus memiliki kondep duniawi atau kepekaan emosi serta intelgensi yang baik (EQ plus IQ) dan penting pula penguasaan Rukhiyah Vertikal atau Spiritual Quotient (ESQ). Oleh karena itu, para pemuda atau remaja hendaklah selain mengasah IQ juga jangan lupakan melatih pula kecerdasan emotional atau kecerdasan kepribadian
                1Ary Ginanjar Agustian, “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”, (Jakarta: Arga, 2007), cet ke-33, h. 17
                2Dudung Abdurahman, “Pemuda Sebagai Pelopor Perbaikan Akhlak Bangsa”, Media Pembinaan, X, 35(Oktober,2008), h.6.

3.2  Pentingnya Memiliki Kepribadian Mandiri
Seperti telah disitir pada paragraf diatas, istilah “waktu muda waktu untuk berfoya-foya, kecil dimanja, mati masuk surga. Itu hanyalah isapan jempol belaka, karena mana mungkin orang yang manja dan berhura-hura atau foya-foya bisa masuk surga. Istilah yang ironis tersebut sebaiknya menjadi cambuk pelajaran dan cerminan bagi para pemuda. Hanya dengan mandirilah maka kepribadian akan terbentuk, dan kedewasaan akan tumbuh lebih matang. Oleh karenanya membiasakan hidup mandiri itu sangatlah penting bagi pemuda karena merupakan salah satu kesuksesan bagi hidupnya.

3.3  Pentingnya Memiliki Kepribadian Amanah dan Taqwa
Remaja atau pemuda yang memiliki pengalaman keagamaan dan didukung oleh sifat amanah dan taqwa itu merupakan cerminan pemuda harapan bangsa. Pemuda harapan bangsa adalah pemuda yang menjadi contoh untuk pemuda yang lainnya. Yang dimaksud pemuda yang amanah dan taqwa:
a.       Pemuda yang amanah
Pemuda yang amanah adalah pemuda yang menghargai dirinya dan orang lain serta menjunjung kepercayaan keluarga bagi dirinya dimanapun dia berada pasti akan selalu menjaga harkat martabat diri dan keluarga tercintanya.
b.      Pemuda yang bertaqwa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFjIEeBdPnAUwafSs-huhU2Kon-kiUtVV_MAAoeqPE8Sj305D3NtiY_Rwt90LZ2x3J8KhdJyEI8tf_7LyZ7UADmG0Ii4zgQBt95BvVZL7G65zZ7bqD3Nzg9SH7r5qmOAJGS7G7Ejl5jWQ/s400/rabbana.pngPemuda yang bertaqwa adalah pemuda yang sholeh dan selalu  melaksanakan hubungan hablum minannas dan hablum minallah menjadi seimbang. Selain itu pula, pemuda yang bertaqwa selalu menyeimbangkan dan selalu mengusahakan kebaikan bagi dunia dan akhirat nya seperti do’a yang selalu di ucapkan nya  “Rabbanaa atinaa fiddunnya hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa adzaa bannaar”.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan seluruh pembahasan dan pengertian dalam Karya Tulis Ilmiah ini, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan:
1.      Cerdas itu dibedakan menjadi tiga, yaitu cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas spiritual. Ketiga sifat cerdas itu harus  bisa kita imbangi dalam kehidupan sehari-hari, dan juga harus kita ketahui mana yang diperbolehkan oleh agama dan mana yang dilarang oleh agama.
2.      Jadi, yang dimaksud pemuda muslim yang CERMAT ialah pemuda yang pandai membedakan hal yang baik dan buruk, yang memiliki kepribadian baik untuk melakukan segala urusan nya sendiri dengan melihat apa yang harus dijauhi, dan apa yang  harus di patuhi sehingga CERMAT itu harus lebih dari pintar.
3.      Selain kita mengetahui berbagai pengertiannya, kita juga harus bisa menerapkannya dalam keseharian kita, dengan melakukan berbagai upaya agar sifat CERMAT ini hazanah diri kita sendiri.
4.      Untuk membentuk pemuda muslim menjadi cerdas melalui beberapa tahap, yaitu tanggung jawab orang tua dan pribadinya (pemuda itu sendiri).
5.      Pentingnya Memiliki Kepribadian Cermat (Cermat, Mandiri, Amanah, dan Taqwa) Bagi Pemuda Muslim sangat diharapkan oleh seluruh umat demi terciptanya masyarakat madani.
B.     Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi Karya Tulis Ilmiah seperti yang telah dijelaskan di atas. Penulis menyarankan yang kiranya dapat dilaksanakan dalam usaha meningkatkan karakter CERMAT ( Cerdas, Mandiri, Amanah, dan Taqwa) pada pemuda muslim Indonesia adalah :
1.      Pemuda muslim Indonesia perlu meningkatkan intelektual dalam berbagai macam bidang melalui upaya yang menunjang ke arah masa depan yang cerah, antara lain:
a.       Para pemuda muslim harus bisa mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, terutama pada kaum pria/laki-laki. Agar menjadi motivasi untuk pemuda muslim lainnya,
b.      Para pemuda muslim juga harus bisa mengajak pemuda lainnya ke arah yang positif. Agar terciptanya generasi-generasi pemuda muslim yang berkualitas.
2.      Para pemuda muslim diupayakan memiliki kerja sama yang baik dengan pemuda muslim lainnya dengan harapan meningkatnya kecerdasan, kemandirian dan berbagai aspek yang bernilai positif lainnya. Peningkatan kerja sama pemuda muslim merupakan upaya yang menunjang ke arah keberhasilan pemuda muslim di masa yang akan datang, yaitu dengan cara menjaga kekompakkan antar sesama pemuda muslim.


DAFTAR PUSTAKA
Indriyati, Etti, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet ke-2.
NN, “Macam dan Format Karya Tulis Ilmiah”, artikel diakses pada hari Kamis, 08 November 2012 dari Google.co.id.
Nurtanjung, Bahdin, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Medan : Kencana Prenada Media Group, 2005, cet ke-3.
Richard Thomas, “Menguak Abad Baru Hijrah di Eropa”, Panji Masyarakat, XII, 314 (Februari, 1981), h. 19.
Sabari, M. Alisuf. 1995. Psikolosi Pendidikan, Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya.














Komentar